Cara Menghasilkan Foto Jurnalistik yang Bernilai - Pada artikel sebelumnya telah dikenalkan kepada anda
cara menulis berita yang baik dan metode serta tahapan untuk membuatnya. Kali ini anda akan diajak untuk mendalami metode EDFAT. Untuk yang belum tahu tips dan trick cara menghasilkan foto jurnalistik yang punya nilai bahkan bisa dijual-belikan. Selanjutnya ada beberapa tips untuk memulai membuat foto jurnalistik seperti foto esai ini. Masih dari sumber yang terpercaya, materi ini diambil dari file presentasi Dwi Oblo pada Festival Pers Mahasiswa Nasional tahun 2010 dan masih relevan hingga saat ini.
Dalam Dunia Fotografi Jurnalistik Dikenal Metode EDFAT
EDFAT untuk menciptakan foto esai yang baik. Melalui metode ini fotografer akan berproses untuk menemukan bingkai foto yang tepat, kreatif, dan bisa mengumpulkan data lengkap untuk ditampilkan dalam foto esai. Metode yang diperkenalkan oleh “Walter Cronkite School of Journalism and Telecommunication Arizona State University” ini telah teruji sebagi metode untuk memilih aspek spesial dari cerita, agar memperoleh gambar yang kuat.
Apa Aaja Poin EDFAT itu?
Entire (Keseluruhan)
Entire (keseluruhan), ambil gambar keseluruhan lingkungan termasuk manusianya. Cara ini dianggap banyak fotografer jurnalistik baik untuk mengenalkan subyek foto dan lingkungannya kepada para pembaca.
 |
Foto jurnalistik yang mengandung poin entire. |
Details (Kerincian)
Details (kerincian), bergeraklah maju mendekati obyek untuk melihat lebih detail, ajak subyek untuk berinteraksi, perhatikan mata, rambut, apa yang dia pakai. Ambil visual yang kuat sebagai ciri khusus dari subyek dan atur komposisi yang bagus.
 |
Foto jurnalistik yang mengandung poin detail. |
Frame (Bingkai)
Frame (bingkai), aturlah melalui viewfinder komposisi yang enak dilihat dengan memperhatikan elemen disekeliling subyek baik background maupun foreground .
 |
Foto jurnalistik yang mengandung poin frame. |
Angle (Sudut Pengambilan)
Angle (sudut pengambilan), atur sudut pengambilan dari berbagai sudut, bisa dari atas, bawah, dekat atau jauh, samping kiri atau kanan subyek.
 |
Foto jurnalistik yang mengandung poin angle. |
Time (Waktu)
Time (waktu), ambil kesempatan secepatnya jangan menunda waktu, karena bisa saja peristiwa tersebut tidak terulang lagi, atau kesempatan ini akan diambil orang lain. Dalam bahasa fotografi cara ini biasa disebut momment in time yang tepat.
 |
Foto jurnalistik yang mengandung poin time. |
Sudah lebih jelaskan dengan metode EDFAT? Mungkin bisa mulai dicoba setiap kali akan mengambil foto, tidak hanya mengambil gambar tunggal, tapi cobalah sekali-kali ambil gambar berseri dengan metode ini. Perlu anda ketahui, bahwa komposisi dalam menata foto hasil jepretan tidaklah harus urut sesuai metode di atas. Artinya, kita bisa saja memasang foto detail sebagai pembuka atau yang lain selain foto foto keseluruhan. Yang terpenting, pilihlah foto pembuka yang dapat menarik pembaca. Selanjutnya, anda mungkin dapat memberi foto yang memberi kesan kuat terhadap subyek sebagai penutup. Untuk pemilihan foto ini, agaknya perlu komunikasi yang intens dengan editor (jika ada).
Baca juga: Cara Menulis Artikel yang Baik dan Benar
Setelah memahami metode pengambilan gambar, sebaiknya anda perlu untuk mencoba mempraktekkan langsung. Untuk membekali anda semua dalam berburu foto jurnalistik ini beberapa tips untuk memulai membuat foto jurnalistik yang didapatkan dari Dwi Oblo berikut:
- Buat strategi 5 W (what, when, where, who, why), lengkapi dengan riset dan konsisten.
- Why Should I Care? Kenapa anda peduli dengan apa yang akan menjadi subyek foto anda?
- Kuasai Subyek sebelumnya, bisa datang dulu ke rumahnya ngobrol dan ajak berinteraksi, sehingga ketika kita memotret mereka tidak akan terganggu.
- Cari sudut pandang yang berbeda dari fotografer yang pernah ada, hindari pengulangan, dan gambar-gambar yang standart. Mulailah mencari sudut pengambilan ciri khas anda.
- Hati-hati dengan elemen di sekelilingnya, pilihan lensa dan diafragma akan sangat berpengaruh.
- Lihat lebih detail apa yang menempel pada subyek. Detail bisa jadi simbol informasi.
- Hati-hati dengan ekspresi subyek, jangan sampai orang salah menginterpretasi antara menangis atau ketawa.
Sudah mulai percaya diri untuk memulai berburu foto jurnalistik? Kalaulah belum, anda harus menerapkan tips pamungkas rahasia dari Dwi Oblo di bawah ini:
- News value, ambil atau pilihlah foto yang mempunyai nilai berita. Kita harus bisa menilai sebuah peristiwa yang kita foto termasuk lokal, nasional, internasional.
- Pelototi berita, selalu stay up date dengan berita yang ada baik dari koran, majalah, internet dan tv agar foto yang kita hasilkan mempunyai nilai berita terkini. Dengan update berita, kita akan lebih mantap menentukan peristiwa apa yang akan kita ambil lebih dulu.
- Jalin kontak, terutama dengan narasumber-narasumber penting seperti kepala polisi, dokter rumah sakit, humas instansi-instansi agar kita bisa selalu diberitahu perkembangan apapun hal-hal terkini.
Jika anda menerapkan semua tips di artikel Universitas Jurnalistik ini disertai usaha dan belajar yang keras, anda akan dapat menghasilkan foto yang luar biasa dan mungkin bisa dijual ke kantor-kantor berita dengan harga yang lumayan. Salam jurnalistik.
Posting Komentar untuk "Cara Menghasilkan Foto Jurnalistik yang Bernilai dengan Metode EDFAT"